Selasa, April 01, 2008

ontianak,- Pasangan Cornelis-Christiandy Sanjaya yang memenangi Pemilu Kepala Daerah Kalimantan Barat dilantik Senin (14/1) pagi. Menteri Dalam Negeri Mardiyanto yang akan melantik pengganti Usman Jafar-LH Kadir itu di DPRD Kalbar. Sehari sebelum pelantikan, dilaksanakan upacara adat Dayak Kanayatn di Pendopo Gubernur Kalbar Jalan Ahmad Yani. Ritual ini disebut Adat Sabuah Siam Jalu Satu Ekor. “Ini untuk keselamatan pindah rumah sekaligus menerangkan kalau Cornelis itu Gubernur Kalbar,” kata Timanggong Alip Sidong yang memimpin ritual tersebut. Pria dari Desa Gombang, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak ini mengungkapkan, ritual yang digelar untuk memberitahukan kepada keramat tanah, air, bulan, buah, bintang, halaman, panyugu dan orangtua. “Ritual ini bisa juga kita sebut dengan pelantikan secara adat,” ujarnya. Ritual adat ini dilaksanakan sekitar pukul 10.00 WIB. Baik Cornelis maupun Christiandy Sanjaya tidak hadir. Seluruh sisi Pendopo Gubernur diberkati. Bahkan masyarakat yang hadir saat ritual juga diberkati dengan memberikan tanda pada kening. Orang Dayak menyebut calek. Sementara itu, sejumlah staf Kantor Gubernur Kalbar mengemasi fasilitas yang ada di pendopo. Gedung sudah kosong sejak dua pekan lalu. Pada pelantikan pagi ini, tak kurang 700 undangan telah disebar. Selain itu juga disiarkan langsung melalui layar televisi. “Kita minta pelantikan besok (hari ini, red) berlangsung aman serta lancar. Masyarakat kita harapkan tak memaksa untuk dapat menyaksikan langsung proses pelantikan gubernur serta wakil gubernur, cukup menyaksikan langsung dari rumah masing-masing melalui layar televisi,” ujar Agustiansyah dari Humas Sekretariat Daerah DPRD Provinsi Kalbar kepada Pontianak Post, Minggu (13/1). Dia mengingatkan, gedung dengan kapasitas terbatas tersebut tidak akan sanggup menampung luapan masyarakat yang ingin melihat momen lima tahun sekali ini. Untuk membantu serta mengajak masyarakat merasakan langsung suasana bersejarah tersebut, sejak pukul 10.00 WIB dimulainya acara tersebut, bakal disiarkan mengudara langsung melalui TVRI serta RRI. Bahkan antusiasme para jurnalis ditunjukkan dengan besarnya minat untuk dapat meliput langsung kegiatan tersebut. Untuk diketahui, tidak semua wartawan dapat mereportase kegiatan, terkecuali mereka yang dilengkapi dengan identitas khusus. Karuan sejumlah protes dilancarkan beberapa wartawan yang tak kebagian kartu peliputan khusus tersebut. “Kita minta maaf, karena keterbatasan undangan, tidak semua bisa kita akomodir,” ungkap Agus, sapaan akrabnya. Sejak kemarin, masih tampak kesibukan staff Sekretariat DPRD Kalbar dalam memersiapkan rangkaian acara yang bakal dihadiri Mendagri Mardiyanto pagi ini. Gedung DPRD yang terletak di Jalan Ahmad Yani tersebut tak seperti hari biasanya, di mana telah terpasang umbul-umbul serta lembaran kain berwarna merah putih sepanjang pagar depan gedung tersebut. Hal itu bak mengisyaratkan bahwa sedang berlangsung sebuah seremoni akbar ketika itu. Pemandangan yang sedikit mengasyikkan lebih kentara di dalam Balirungsari, tempat dilangsungkannya prosesi pelantikan. Pada meja panjang depan tempat biasanya pimpinan dewan memimpin sidang, berjejer delapan papan nama membelakangi delapan kursi. Delapan papan nama tersebut dari kiri ke kanan yakni Christiandy Sanjaya, wakil gubernur terpilih; Cornelis, gubernur terpilih; Wakil Gubernur LH Kadir; Gubernur Usman Jafar; Mendagri Mardiyanto; Zulfadhli, ketua DPRD Provinsi Kalbar; serta masing-masing wakil-wakil ketua DPRD yakni Yuhelmi, KH Chairuman Arrahbini, dan M Arya Tanjungpura. Pada sisi kiri undangan meja barisan depan, dari tulisan yang terpampang pada masing-masing kursi bakal ditempati rombongan Mendagri, termasuk diantaranya Dirjend Otonomi Daerah S Situmorang serta Dirjend Pembangunan Daerah Syamsul Arief. Mereka berada satu barisan besama beberapa Anggota DPD-RI serta DPR-RI. Pada barisan kedua tertulis Gubernur DKI Jakarta bersama seluruh gubernur se-Kalimantan. Mereka bakal duduk berdampingan bersama Pangdam Tanjungpura, Kapolda Kalbar, Danrem 121/ABW, Kajati Kalbar, serta Ketua Pengadilan Tinggi Kalbar. Sedangkan barisan ketiga menjadi tempat duduk para Ketua DPRD seluruh Kalimantan beserta para mantan calon gubernur Pilgub 2007, para mantan gubernur dan wakil gubernur, serta para keluarga dari gubernur dan wakil gubernur terpilih. Jajaran ini membelakangi seluruh wali kota serta bupati se-Kalbar yang duduk dalam satu barisan. Sisi kiri nantinya bakal ditempati para istri undangan-undangan resmi tersebut. Mereka bakal satu barisan bersama Ketua KPUD Kalbar, Ketua Panwas Kalbar, Para Komandan Kodim, Para Kapolres, serta beberapa Pengurus DPP PDI Perjuangan. Sayangnya belum diperoleh informasi siapa-siapa saja figur dari pengurus pusat partai berlambang banteng bermoncong putih tersebut, menyaksikan pelantikan itu. Sementara di belakang tepat para Anggota DPRD Provinsi Kalbar yang menempati bagian tengah ruangan, bakal duduk para kepala dinas di sisi belakang sebelah kanan serta perwakilan partai-partai politik di sebelah kiri. Tempat bakal diambil sumpah jabatan telah tertata dengan rapi. Bahkan kamera-kamera untuk merekam momen penting tersebut telah terpasang pada tiga sisi, untuk mengabadikan pelantikan gubernur dan wakil gubernur pertama pilihan rakyat Kalbar. Pengamanan Pelantikan Sebanyak 5900 polisi terlibat dalam pengamanan pelantikan Gubernur terpilih. Jalan masuk ke arah kota dari perbatasan daerah dijaga ketat. Sekitar 40 titik rawan diantisipasi pihak kepolisian. Kepala Kepolisian Daerah Kalbar, Brigadir Jenderal Polisi Zainal Abidin Ishak, kepada Pontianak Post, mengatakan pihaknya telah siap melakukan pengamanan dalam pelaksanaan pelantikan Gubernur dan wakil Gubernur Kalbar. “Ribuan personil tersebut dari seluruh jajaran Polda se-Kalbar. Poltabes Pontianak selaku daerah pelaksanaan pelantikan, mengerahkan sekitar 1500 personil,” ungkapnya. Selain itu, pengamanan juga ditambah 500 personil TNI. Persiapan pengamanan, lanjutnya, telah dilakukan sejak sepekan lalu. Beberapa operasi dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan keamanan menjelang pelantikan. Kapolda mencontohkan, operasi Cipta Kondisi keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas), operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) dan razia-razia rutin terhadap kendaraan dengan sasaran senjata tajam dan barang-barang yang diduga kuat dapat merusak kondisi Kamtibmas yang kondusif. “Sejauh ini, situasi cukup aman terkendali,” tukasnya. Selain itu, untuk mengamankan jalannya pelantikan dan menghindari adanya konsentrasi massa ke Kota Pontianak, Kapolda juga mengerahkan personil untuk memperketat jalan masuk ke Kota Pontianak. Pengetatan juga dilakukan seluruh jajaran Polda Kalbar, tepatnya di tingkat Polres-Polres. Pergerakan massa, dari daerah ke Kota Pontianak, sejauh mungkin dihindari, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Termasuk kemungkinan adanya pihak-pihak yang menyusup, dan bertujuan memanfaatkan situasi sehingga situasi tak lagi kondusif. Kapolda mengimbau, agar masyarakat yang berasal dari daerah-daerah, untuk tidak berbondong-bondong datang ke Kota Pontianak, hanya sekadar menyaksian prosesi pelantikan. “Setiap prosesi pelantikan gubernur dan wakilnya, dapat disaksikan langsung oleh masyarakat melalui siaran televisi, serta didengarkan melalui siaran radio,” katanya. 40 Titik Rawan Kepala Kepolisian Kota Besar Pontianak, Komisaris Besar Polisi, Awang Anwaruddin, kepada Pontianak Post menambahkan, pihaknya sejak pukul 11.00 WIB, Minggu kemarin, telah melakukan persiapan-persiapan untuk pengamanan pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar. “Siang tadi kita adakan gladi bersih pengawalan gubernur terpilih,” ungkapnya. Sekitar 100 personil polisi, yang terdiri dari Satuan Lalu Lintas dan Satuan Intelijen, terlibat dalam pengawalan gubernur terpilih. Rutenya, kata Kapoltabes, dari Rumah Adat, gubernur terpilih menuju ke DPRD Kalbar. Dari DPRD Kalbar, gubernur terpilih dikawal menuju Kantor Gubernur, dan selanjutnya dari Kantor Gubernur, dikawal menuju Kediaman Gubernur di Jalan A Yani. Sedangkan untuk pengawalan mantan gubernur, pengawalan tidak seketat untuk gubernur terpilih. Rute pengawalan dilakukan dari kediaman di Jalan Aliayang, hingga ke DPRD Kalbar. Sementara itu, 40 titik rawan yang diantisipasi pihak kepolisian, telah ditempatkan personil untuk pengamanan terbuka dan tertutup. “Puluhan titik rawan tersebut semua berada di Kota Pontianak,” katanya. Sementara itu, sembilan pintu masuk ke Kota Pontianak juga dijaga ketat sejak sepekan lalu. Pukul 06.00 WIB pagi, jajaran Poltabes Pontianak telah melaksanakan apel persiapan pengawalan, dan sekaligus ruangan dan lingkungan DPRD Kalbar, distrelisasi dari pengunjung. “Karena malamnya masih ada kegiatan gladi resik pelantikan di gedung DPRD Kalbar. Sedangkan menjelang pelantikan, masih banyak panitia yang akan melakukan persiapan di gedung tersebut,” ujarnya.(mnk/othe/lev)

Tidak ada komentar: